NATUNA, – Krisis air bersih parah melanda hampir seluruh wilayah Kecamatan Bunguran Timur, Natuna, setelah empat bulan terakhir tidak diguyur hujan. Akibatnya, Perusahaan Air Minum Daerah (Perumda) Tirta Nusa Natuna kewalahan memenuhi kebutuhan air warganya, dan terpaksa melakukan distribusi terbatas menggunakan tangki air.
Kepala Perumda Tirta Nusa Natuna, Zaharuddin, mengungkapkan bahwa sumber air utama Perumda sangat bergantung pada curah hujan. “Sudah empat bulan tak turun hujan, akibatnya pasokan air bersih kami tidak cukup untuk melayani pelanggan secara keseluruhan,” ujar Zaharuddin di ruang kerjanya pada Kamis, 31 Juli 2025.
Menurut Zaharuddin, kondisi ini murni disebabkan oleh faktor alam, bukan karena kesalahan administrasi atau kerusakan infrastruktur Perumda. Debit air yang sangat minim membuat jaringan pipa Perumda tidak mampu mengalirkan air ke rumah-rumah warga secara optimal.
Untuk mengatasi kelangkaan ini, Perumda Tirta Nusa mendistribusikan setidaknya delapan tangki air bersih setiap harinya kepada warga Bunguran Timur. Namun, fasilitas mobil tangki ini berbayar, kecuali untuk rumah ibadah dan warga yang tertimpa musibah.
”Satu hari delapan tangki sesuai dengan kemampuan Perumda, dan kita akui belum terlayani semua, karena terlalu besar biaya operasional,” terang Zaharuddin. Ia menambahkan bahwa keterbatasan ini menyebabkan tidak semua pelanggan dapat terlayani secara memadai.
Kondisi kekeringan ini telah menyebabkan hampir seluruh warga di wilayah Bunguran Timur kesulitan mendapatkan akses air bersih, mengancam kesehatan dan aktivitas sehari-hari masyarakat. Situasi ini menyoroti urgensi solusi jangka panjang untuk pasokan air di Natuna yang rentan terhadap perubahan iklim. Red



