Marzuki dan Jejak Perjuangan Mewujudkan PLBN Menuju Natuna Selatan Hingga Tak Dapat Undangan

MARZUKI SH. ANGGOTA DPRD PROVINSI KEPRI DAPIL NATUNA-ANAMBAS

Natindonews.com , Natuna – Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Serasan kini berdiri megah di gerbang selatan Kabupaten Natuna, menjadi simbol kehadiran negara di wilayah terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Namun, sedikit yang tahu bahwa di balik berdirinya fasilitas strategis ini terdapat perjuangan panjang dan konsisten dari seorang putra daerah: Marzuki, S.H., anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Natuna.

Saat menjabat sebagai Ketua Komisi II, Marzuki adalah tokoh kunci yang memperjuangkan kehadiran PLBN di Serasan. Ia tak hanya sekadar menyuarakan kebutuhan infrastruktur perbatasan dalam forum-forum resmi DPRD, tetapi juga secara aktif membangun komunikasi dengan kementerian terkait, termasuk Kementerian Dalam Negeri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

“Tanpa dorongan, tekanan, dan kerja keras Marzuki di masa itu, mungkin PLBN Serasan hari ini masih menjadi wacana. Ia tahu betul medan politik dan administrasi yang harus ditembus agar pemerintah pusat memberi perhatian ke Serasan,” ujar salah satu mantan pejabat eksekutif Pemkab Natuna yang ikut dalam proses advokasi awal pembangunan PLBN.

Perjuangan Marzuki dimulai, ketika isu perbatasan dan penguatan wilayah terluar Indonesia menjadi sorotan nasional. Dalam berbagai kesempatan, Marzuki menyuarakan pentingnya kehadiran negara di perbatasan bukan hanya dengan patroli laut, tetapi juga melalui fasilitas resmi lintas batas seperti PLBN.

Langkah awal Marzuki adalah menginisiasi kajian kebutuhan strategis wilayah selatan Natuna sebagai daerah yang rentan dari sisi geopolitik. Ia juga mengusulkan agar Serasan masuk dalam peta prioritas pembangunan perbatasan yang diusulkan ke pemerintah pusat.

Tidak berhenti di situ, Marzuki juga memimpin langsung kunjungan kerja Komisi II ke kementerian terkait serta mengawal proses penyusunan proposal usulan pembangunan hingga akhirnya Serasan ditetapkan sebagai lokasi pembangunan PLBN oleh BNPP.

Kini, PLBN Serasan telah menjadi simbol kemajuan dan komitmen negara hadir di garis depan NKRI. Kehadirannya memperkuat posisi Natuna sebagai kawasan strategis nasional sekaligus membuka peluang baru bagi peningkatan ekonomi masyarakat lokal.

Namun di tengah sorotan terhadap pembangunan ini, nama Marzuki seolah luput dari apresiasi. Dalam berbagai seremoni dan agenda resmi, termasuk rencana penyambutan peserta Yacht Rally Sail to Natuna yang digelar di PLBN Serasan pada 15 Juni 2025, namanya bahkan tidak tercantum dalam daftar undangan.

Masyarakat Serasan dan sejumlah tokoh daerah menilai bahwa melupakan peran Marzuki dalam sejarah pembangunan PLBN adalah bentuk pengingkaran terhadap etika pemerintahan dan penghargaan terhadap pejuang pembangunan daerah.

“Apapun perbedaan pandangan politik hari ini, sejarah tidak bisa diputarbalikkan. Marzuki adalah tokoh yang memperjuangkan PLBN Serasan dari nol. Pemerintah daerah seharusnya jujur dan adil dalam mengakui jasa seseorang,” ujar Fadilah salah seorang tokoh adat Serasan.

Di tengah dinamika politik yang terus bergulir, masyarakat berharap nilai-nilai kejujuran dan penghargaan terhadap perjuangan tetap dijaga, karena sejarah tidak bisa dibungkam, dan pembangunan tidak mungkin tercapai tanpa orang-orang yang berani memperjuangkannya dari awal.***

Leave a Reply