Tanjak Sebuah Mahkota Kebanggaan Masyarakat Melayu, Bukan Sekedar Penutup Kepala Biasa

Penulis : Ijamauludin

TAMADUN MELAYU

Natindonews.com. Tamadun Melayu merujuk pada konsep peradaban atau kebudayaan Melayu yang mencakup nilai – nilai, norma – norma dan praktik – praktik yang diwariskan secara turun temurun dalam masyarakat Melayu. Tamadun Melayu sangat penting untuk dilestarikan karena merupakan simbol identitas masyarakat Melayu, merupakan bagian dari kebudayaan Melayu yang harus dikembangkan dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya dan tradisi.

Tanjak merupakan salah satu contoh pakaian adat Melayu yang menjadi bagian dari tamadun Melayu. Tanjak melayu merupakan salah satu warisan budaya yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat Melayu. Tanjak melayu telah menjadi bagian dari identitas masyarakat Melayu. Keberadaan tanjak tidak hanya sebagai pelengkap busana, tetapi juga sebagai simbol kehormatan, kebangsawanan dan identitas budaya Melayu.

Sejarah Tanjak Melayu

Pada awalnya, tanjak dikenakan oleh kaum bangsawan dan prajurit sebagai simbol kebesaran dan keberanian. Seiring berjalannya waktu, penggunaan tanjak semakin meluas ke berbagai lapisan masyarakat, menjadi bagian dari tradisi dalam upacara adat, pernikahan dan upacara resmi yang terus dipakai hingga hari ini.

Tanjak biasanya dibuat dari kain songket, tenun dan batik berkualitas tinggi. Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian dan keahlian khusus. Kain dilipat dan dibentuk sedemikian rupa hingga membentuk pola yang diinginkan. Setiap lipatan memiliki teknik dan filosofi tersendiri. Selain itu bagian terpenting dari tanjak adalah simpul. Simpul yang berada pada tanjak melambangkan persatuan dan ikatan. Lama kelamaan ikatan kain ini semakin cantik mengikuti perkembangan zaman, tanjak banyak dimodifikasi atau diubah sesuai mengikuti selera pemakainya. Namun meskipun telah dimodifikasi, akan tetapi teknik melipatnya harus sesuai sebagaimana mestinya.

Jenis Tanjak dan Filosofinya

Tanjak memiliki berbagai bentuk dan gaya yang berbeda tergantung pada daerah dan fungsinya. Ada beberapa jenis tanjak yang terkenal dan dengan filosofinya antara lain :

Tanjak dendam tak sudah. Jenis tanjak ini bermakna seseorang bekerja keras demi melindungi anaknya. Memiliki lipatan yang tajam dan bentuk unik, melambangkan keberanian dan keteguhan hati.

Tanjak elang menyongsong angin. Jenis tanjak ini memiliki makna kedudukan seorang raja yang menghadang musuh, melambangkan kebijaksanaan dan kecermatan. Bentuk di atasnya seperti elang yang sedang memainkan angin.

Tanjak pial ayam. Bentuk tanjak ini yang disederhanakan dari tanjak elang menyongsong angin. Tanjak ini memiliki makna keberanian.

Tanjak balung raja. Digunakan kaum bangsawan dan raja, melambangkan keagungan dan kebesaran.

Tanjak elang patah sayap. Jenis tanjak ini memiliki makna kesatria. Di bagian atasnya seperti kepak sayap elang yang patah akibat perkelahian. Maknanya memiliki sifat pemimpin seperti halnya elang yang harus terbang menyongsong badai.

Penggunaan tanjak dalam festival budaya di Kabupaten Natuna

Fungsi Tanjak

Selain sebagai penutup kepala, tanjak memiliki fungsi yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat. Beberapa fungsi utama dari tanjak yaitu :

Simbol kebangsawanan. Dahulu hanya kaum bangsawan dan orang tertentu yang diperbolehkan mengenakan tanjak dengan gaya tertentu.

Lambang keberanian. Tanjak sering dikaitkan dengan keberanian dan kepahlawanan, terutama bagi para pendekar dan laksamana dalam sejarah Melayu.

Identitas budaya. Hingga kini tanjak tetap menjadi bagian dari warisan budaya yang harus terus dilestarikan sebagai identitas orang Melayu.

Pelengkap pakaian adat. Tanjak sering dikenakan dalam acara pernikahan, perayaan hari besar dan upacara adat lainnya.

Di era modern, tanjak tidak hanya dikenakan dalam acara resmi atau adat tetapi juga mulai dipopulerkan dalam dunia fashion. Banyak anak muda melayu yang mulai mengenakan tanjak sebagai bagian dari gaya busana mereka untuk menunjukkan kebanggaan terhadap warisan budaya. Selain itu, berbagai komunitas dan organisasi juga aktif dalam melestarikan seni melipat tanjak dan mengajarkan generasi muda tentang makna yang terkandung di dalamnya.

Tanjak melayu bukan sekedar penutup kepala, tetapi merupakan simbol kebanggaan, jati diri dan kehormatan dalam budaya melayu. Keindahan dan makna yang terkandung dalam setiap lipatan tanjak mencerminkan nilai – nilai luhur yang diwarsikan oleh nenek moyang. Oleh karena itu menjaga dan melestarikan tradisi tanjak merupakan salah satu cara untuk mempertahankan warisan budaya yang bermakna bagi generasi mendatang.(***)

Leave a Reply